Energi terbarukan menjadi gagasan yang sering digunakan sebagai bentuk mencintai bumi. Tentu saja, minyak bumi dan mineral makin terbatas dari tahun ke tahun.
Sayangnya, hingga saat ini penggunaan minyak bumi dan batubara masih mendominasi dalam urusan kebutuhan energi. Padahal Anda tahu jika sumber energi ini tidak dapat diperbaharui.
Sebelum terjadi darurat energi dibutuhkan pembangkit listrik energi baru terbarukan. Serta seberapa besar potensi energi yang dihasilkan dari sumber energi terbarukan tersebut. Simak pembahasan berikut ini.
Apa itu Energi Terbarukan?
Energi terbarukan merupakan energi yang bersumber dari alam dan sifatnya dapat diperbaharui. Pengelolaan dari energi terbarukan menghasilkan sedikit jejak karbon.
Sumber energi ini aman bagi manusia dan lingkungan karena ramah lingkungan. Selain untuk kebutuhan industri, Anda dapat memanfaatkannya untuk keperluan pribadi maupun akademik.
Untuk beberapa perguruan tinggi, energi terbarukan sudah difokuskan dalam perkuliahan. Salah satu wujudnya dalam bentuk tugas akhir.
Kondisi Energi Terbarukan di Indonesia
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), potensi energi terbarukan di Indonesia mencapai 443 GW, terdiri dari:
Panas bumi: 23,7 GW (Gigawatt)
Biomassa: 50 GW
Air: 12,3 GW
Surya: 213 GW
Angin: 74 GW
Nuklir: 3 GW
Pemerintah Indonesia menetapkan target kontribusi energi terbarukan dalam bauran energi nasional sebesar 23% pada tahun 2025 dan 31% pada tahun 2050.
Untuk mendukung hal tersebut, pemerintah menerbitkan regulasi terkait pengembangan energi terbarukan untuk mendukung pembangunan infrastruktur di sektor energi terbarukan.
Urgensi Energi Terbarukan
Energi terbarukan menjadi keharusan mengingat pasokan sumber energi minyak bumi dan batu bara akan habis pada waktunya. Selain itu, energi terbarukan tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca.
Menurut laporan dari International Energy Agency (IEA), penggunaan energi terbarukan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 70% pada tahun 2050. Kenaikan suhu emisi gas rumah kaca dapat menaikkan suhu Bumi sebesar 1,5-4,5 derajat celcius yang diprediksi terjadi pada tahun 2030.
Energi terbarukan adalah sumber energi desentralisasi, yang artinya tidak perlu ketergantungan mengimpor bahan lain dari luar negeri. Walaupun Indonesia kaya akan tambang, setidaknya dengan mengandalkan energi terbarukan mampu mempertahankan ketahanan energi.
Selain itu, industri energi sedang mengalami pertumbuhan pesat. Salah satu dampaknya dalam menyiapkan lapangan kerja. Berdasarkan laporan dari World Economic Forum, sektor energi terbarukan menciptakan 28 juta lapangan kerja baru ada tahun 2030.
Contoh Energi Terbarukan dan Potensinya
Prinsip dari energi terbarukan adalah menggunakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Penggunaannya mudah dan dapat dilakukan di mana saja.
Berikut ini merupakan contoh energi terbarukan dan potensinya:
a. Tenaga Surya
Tenaga surya berasal dari sinar matahari. Energi surya digunakan untuk menghasilkan listrik, panas, dan air panas. Potensinya sangat besar di Indonesia dengan rata-rata intensitas sinar matahari 5,2 kWh/m^2/hari.
Berdasarkan laporan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), potensi energi surya di Indonesia mencapai 207GW. Angka ini 1400 kali lebih besar dari kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Indonesia pada tahun 2022.
b. Tenaga Angin
Energi angin dapat menghasilkan listrik. Potensinya pun terbilang besar di Indonesia, di wilayah pesisir pantai sendiri kecepatan anginnya mencapai 6-8 m/s.
Potensi energi angin di Indonesia mencapai 60GW. Angka ini setara dengan 10 kali lebih besar daripada kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga angin dari tahun 2022.
c. Tenaga Air
Listrik tenaga air memanfaatkan gerakan turbin untuk menghasilkan listrik. Kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga air di Indonesia mencapai 6.000 MW.
Sumber energi air sering dilakukan dengan memanfaatkan aliran air sungai. Melihat hal tersebut, potensinya dapat menghasilkan energi sebesar 19.385 MW dengan kapasitas mencapai 6121 MW.
Pembahasan sedikit lebih dalam tentang Tenaga Surya
Tenaga surya disebut energi terbarukan karena memakai sumber energi yang tidak terbatas, dan dapat diperbaharui oleh alam. Rata-rata radiasi sinar bumi sebesar 1,73 x 10^5 terawatt, sedangkan rata-rata permintaan listrik global adalah 2,7 terawatt. Angka ini lebih dari cukup.
Dalam beberapa jam saja, sinar matahari dapat memenuhi kebutuhan energi dunia selama setahun penuh jika dilakukan secara efisien. Pembangkit listrik tenaga surya menggunakan panel surya dari bahan konduktor untuk mengubah energi matahari menjadi energi listrik.
Energi panas dari tenaga surya disimpan kemudian digunakan untuk menghasilkan listrik pada malam hari maupun cuaca berawan. Maka, PLTS dapat tetap memproduksi listrik walaupun tidak ada sinar matahari.
Besarnya panel surya memiliki efisiensi 15 sampai 20 persen, dan efisiensi panel surya tertinggi mencapai 23 persen.
Yuk Transisi ke Energi Terbarukan secara Berkala!
Melihat potensi dan masalah energi di kemudian hari, diperlukan tindakan untuk berpindah ke energi terbarukan secara bertahap. Dengan menerapkan pembangunan pembangkit listrik tenaga energi terbarukan akan berdampak signifikan bagi kelangsungan ketahanan energi di masa depan.
Comments